Negeri Astinapura : Laporan Telik Sandi



Berkumpullah Para Punggawa kerajaan, Senopati, Dewan Prabu, Mahaprabu, Menti, mangku, Dubalang Raja hingga Kerani Kerajaan negeri Alengka di Paseban.. Menunggu Para Brahmana yang sedang bersemedi..


"Hamba heran dengan sikap Maharaja Negeri Alengka.. Rakyat masih pepe di alun-alun istana.. Tapi hingga skrang Maharaja belum juga menemuinya" Kata Senopati heran..

"Bukankah Maharaja sudah menemui dan memberikan jawaban.. Istana tidak mengabulkan permintaan rakyat negeri Alengka", jawab Kerani sambil membetulkan jubahnya yang kotor karena debu. Sehabis menemui rakyat di alun-alun..

"Tidak. Maharaja tidak mau mengurusi rakyatnya. Bukankah didalam ajaran kitab negeri Alengka sudah ditegaskan bagaimana Maharaja bersikap". Kata dubalang raja sembari meletakkan tombaknya bersandar didinding pasban..

"Benar, tuanku Kerani.. Didalam kitab Pratigundala disebutkan "Undang-undang pratigundala yang dibuat leluhur kerajaan, "Ibukota dan daerah pedusunan ibarat singa dengan hutan.. Jika ladang para petani rusak, kota akan kekurangan makan. Kalau tak ada tentara yang menjaga, sudah jelas pasukan dari pulau lain akan menyerang. Oleh karena itu, jagalah keduanya baik-baik" Demikian disebutkan didalam kitab Pratigundala, Tuanku kerani", jelas sang Senopati sambil tersenyum..

"Percayalah.. Maharaja sedang memikirkan apa yang terbaik untuk rakyat negeri Alengka. Setiap langkah yang dilakukan sang Maharaja, akan berguna untuk rakyat negeri Alengka.. Kita tunggu saja. Semoga purnama yang akan datang, Sang Maharaja akan memberikan jalan". jelas sang kerani..
Memoar
Memoar Catatan yang disampaikan adalah cerita yang bisa dibaca..