Negeri Astinapura : Raja Astinapura

 


Terdengar bisik-bisik di sudut Istana Astinapura. Suaranya nyaris tidak terdengar. 


“Tuanku. Siapakah gerangan yang dihormati oleh Raja Astinapura ?

Mengapa tuanku Raja Astinapura sembari membungkukkan badannya kemudian menyalami adipati. Bukankah akan merendahkan martabat sang Raja”, tanya punggawa kerajaan. Sembari berbisik. Nyaris tidak terdengar. 


“Tuanku, punggawa kerajaan. Sang Raja Astinapura adalah pribadi yang agung. Jabatan ataupun mahkota kerajaan tidak merendahkan martabat seorang Raja apabila Raja menghormati adipati. 


Konon Menurut sang Raja, Sebelum menjadi raja, sang Adipati adalah orang yang sangat dihormati oleh sang Raja. Sang raja tidak pernah meninggalkan rasa hormat kepada sang adipati. 


Begitulah adab yang diwariskan oleh leluhur sang Raja. Sang Raja Tetap menghormati sang adipati. Walaupun kemudian sang Raja telah menjadi Raja, tapi rasa hormat sang raja tidak boleh dibatasi oleh jubah ataupun mahkota. Demikian ajaran leluhur yang dipahami oleh sang Raja”, jawab sang dubalang raja. 


Sang punggawa kerajaan kemudian terdiam. Mulai memahami sikap yang Tetap ditunjukkan oleh Sang Raja. Rasa hormat tidak boleh dibatasi oleh jubah ataupun mahkota. 


Keteladanan yang dapat dijadikan pelajaran bagi punggawa kerajaan. 

Memoar
Memoar Catatan yang disampaikan adalah cerita yang bisa dibaca..