Negeri Astina : Laporan Telik sandi




Berkumpullah para punggawa istana, Mahapatih, Dewan Prabu, Hulubalang, menti, mangku dan kerani istana.. Berjalan ke paseban untuk menyampaikan hasrat yang enggan disampaikan kepada Raja negeri Astinapura

"Tuanku, Brahmana. Kami ingin menghadap kepada tuanku. Agar tuanku brahmana yang bijaksana dapat menyampaikan kegundahan hati para punggawa istana, tuanku", Kata Sang Kerani istana..

"Ada apa gerangan, wahai punggawa istana. " Tanya sang brahmana sambil tersenyum..

"Keresahan para punggawa istana terhadap sikap Wiraraja, tuanku", Kata hulubalang raja sambil membetulkan jubah kebesarannya.

"Dari laporan telik sandi. Sang Raja berjalan di genangan air di perkampungan jauh dari istana", kata sang mangku tidak mengerti..

"Bukankah itu akan memberikan tanda. Kesaktian Raja mudah dikalahkan.. Bukankah apabila raja berjalan di air, maka Sang Raja tidak tenggelam. Sang Raja harus mampu berjalan diatas air. Itulah kesaktian Raja yang melewati rintangan sebelum menjadi raja", jawab hulubalang penasaran.

"Benar tuanku.. Apabila Raja dilihat Rakyat tidak mampu berjalan diatas air, maka kelemahan Raja akan dilihat musuh. Sehingga Raja bisa dikalahkan", kata sang Menti.

"Kabar apa yang hendak kusampaikan kepada rakyat astinapura apabila Raja tidak mempunyai kesaktian berjalan diatas air" sambung sang menti..

"Benar, tuanku. Apabila terdengar kabar kepada negeri tetangga, maka musuh akan mudah mengalahkan istana Astinapura", kata hulubalang sambil menghunus kerisnya..

"Tuanku harus menyampaikan kepada Raja, Agar kesaktiannya diuji kembali. Agar istana Astinapura tidak dapat dikalahkan, tuanku. Kami ingin brahmana kembali menguji kesaktian sang Raja", Kata Sang mengku..

"Biar hamba dapat mengabarkan kepada rakyat negeri astinapura tentang kesaktian Raja', sambung Sang Menti sembari bergegas meninggalkan paseban..

"baiklah. Apabila sang Raja selesai semedinya, saya akan menguji kembali kesaktian Raja. Agar kesaktian raja berjalan diatas air dapat dilihat rakyat Astinapura", kata sang brahmana bijaksana..

"Daulat, tuanku", kata yang hadir sembari memohon diri keluar dari paseban. Tempat sang brahmana bermukim diri.
Memoar
Memoar Catatan yang disampaikan adalah cerita yang bisa dibaca..