cerita pagi hari : Cerita Sang Burung


"Wahai, kura-kura.. aku datang" Teriak sang burung dari kejauhan.. 

"Ahai. Aku tahu engkau akan datang'. Sambut sang kura-kura gembira.. 


"Cerita leluhurku mengatakan... Hanya merpati dan matahari yang selalu menepati janji". lanjut sang Kura-kura.. 


"Memang ajaran leluhurku selalu mengingatkan.. Akan setia kepada janji". kata sang Burung memulai cerita.. 


"Hari ini aku hendak bercerita. Bumi yang dihuni manusia, airnya meluap hingga ke jalan raya. Menutupi atap rumah manusia.. Dari kejauhan aku cuma bisa menyaksikan dengan sedih". Cerita sang burung. 


"Mengapa air menutup jalan raya. Apakah hujan yang terus menumpahkan ke bumi banyaknya tiada tara", tanya sang kura-kura penasaran.. 


"Kerakusan manusia membuat air sungai menjadi tergenang. Muka air tidak kelihatan lagi... Jalur sungai habis dirongrong manusia.. Air mengalir entah kemana", Jawab sang burung.. 


"Alam sedang menunjukkan tanda. Alam sedang murka", gemuruh suara sang burung. 


"Wah.. Wah.. Mengapa alam begitu murka ? BUkankah alam begitu sayang kepada manusia ? Bukan sang pencipta menugaskan manusia untuk menjaganya ? Ujar kura-kura semakin heran.. 


"Iya. alam murka karena ulah manusia.. Tapi satwa yang harus menerima deritanya", Ucapan sang kura-kura sedih tidak mengerti.. 


"Baiklah, sang kura-kura.. Semoga aku menemukan cerita yang indah yang bisa aku ceritak

Memoar
Memoar Catatan yang disampaikan adalah cerita yang bisa dibaca..