Alangkah murkanya sang Raja Astinapura. Mendapatkan bentuk sesajian dari punggawa kerajaan.
“Wahai, Sang punggawa. Mengapa engkau begitu teledor mempersiapkan sesajian kepada sang Dewata Agung yang tidak sesuai dengan tata krama kerajaan Astinapura ?
Apakah engkau tidak memahami laku dari punggawa mempersiapkan sesajian ? Tanya sang Raja Astinapura. Suaranya menggeram. Menahan amarah.
Sang punggawa begitu terdiam. Wajahnya tertunduk lesu. Terbayang jubah punggawa yang akan dicopot sang Raja Astinapura.
“Kalian pelajari lagi tata krama didalam mempersiapkan sesajian. Sehingga amarah dari Sang Dewata agung tidak memuncak dan memuncak ke negeri Astinapura.
Ada apa yang terjadi dengan dirimu, sang punggawa ? Lagi-lagi sang Raja begitu heran.
Lagi-lagi Sang Punggawa tertunduk lesu. Wajahnya putih. Terbayang ketakutan yang dirasakan oleh sang punggawa.
