Negeri Astinapura : Muram Durjana Sang Raja Astinapura

 


Terlihat wajah murung Sang Raja Astinapura. Tiada kegembiraan sama sekali. Balairung Istana Astinapura terlihat sunyi. Tiada terdengar suara apapun. 


Para dubalang Raja, punggawa kerajaan, adipati, mangku, menti mengelilingi balairung istana Astinapura. Semuanya tiada berani mengadahkan wajahnya. Wajah tertekuk menghadap bawah lantai. 


“Wahai, Para dubalang Raja, punggawa kerajaan, adipati, mangku, menti sekalian. Dengarkan titahku. 

Telah dikabarkan oleh sang telik sandi. Pundi-pundi kepingan emas sudah banyak dicuri dari brangkas. Sedangkan lumbung-lumbung padi sudah mulai habis. 


Sementara serangan dedemit juga belum usai. 


“Kutitahkan kalian semuanya. Agar mampu mengalahkan serangan dedemit. Apakah tidak ada sama sekali para pendekar yang belum mampu mengalahkannya ?”, tanya sang Raja Astinapura. 


Lagi-lagi semuanya tidak bersuara. Tidak berani menjawab titah raja. Semuanya menundukkan kepala. 


“Selain itu, harap kerahkan penduduk agar segera kembali ke Sawah. Menanam padi. Agar-agar lumbung pangan terus terisi”, titah sang raja. 


“Daulat, tuanku”, kata yang hadir. 

Memoar
Memoar Catatan yang disampaikan adalah cerita yang bisa dibaca..