Negeri Astinapura : Gundah Gulana Negeri Alengka




Kuda tunggangan telah dipersiapkan oleh Sengkuni. Patih setia sang junjungan Pangeran yang terus mengelilinginya...

Satu persatu, siasat, taktik telah dibaca sang Telik sandi. Sang Pangeran tidak berdaya.
Sementara kepingan emas semakin menipis. Habis membiayai Kerajaan kecil. Memberikan makanan kepada abdi setia yang terus mengabarkan cerita masa lalu yang membahana.

Tubuhnya semakin lemah. Kekekaran tubuhnya semakin tidak berdaya. Sementara suara parau mulai terdengar lunglai. Tiada berdaya melawan renta usia.

Entah berapa kali purnama berganti. Tidak ada pengganti setangguhnya. Semuanya berlindung di ketiaknya sembari menadahkan tangan. Meraup kepingan emas sembari tetap duduk melingkarinya.
Alun-alun kerajaan baru saja mengadakan keramaian. Adu gelanggang didepan istana. Riuh Gemuruh tiada terkira. Suaranya memekakkan dan terdengar diujung istana.

Para punggawa kerajaan saling memamerkan kesaktian. Menggunakan kuda tunggangan sembari salto diudara. Mengeluarkan jurus-jurus terbaru.

Sang Raja tersenyum. Bangga dengan kesaktian para punggawa kerajaan. Kesaktian tiada duanya.
Memoar
Memoar Catatan yang disampaikan adalah cerita yang bisa dibaca..