Rapat Punggawa Negeri Alengka


Berkumpullah para punggawa negeri Alengka. Mengitari balairung duduk bersimpuh menghadap Maharaja Negeri Alengka. Sementara Sang Maharaja duduk di singgasana sambil menunggu kabar dan berita.

"Apa kabar dan berita yang hendak disampaikan. Apakah negeri Alengka aman, makmur dan sentosa. Apakah lumbung padi sudah terisi ? Ujar Sang Maharaja sambil menatap para punggawa yang duduk bersimpuh tidak bersuara hendak memulai berkata..
"Daulat, tuanku. Masa ini, negeri Alengka tidak ada perompak yang membakar kampung. Hujan turun membasahi negeri Alengka. Buah-buahan tetap berada di pasar. Pasar ramai. Penduduk Negeri alengka tidak takut keluar rumah. Muda-mudi berkumpul sambil bercerita", kata Para Dubalang Istana.

"Tapi, tuanku", sela dari punggawa istana.

"Iya. Ada apa ? Ujar Sang Maharaja sambil menoleh ke arah kanan menatap Punggawa istana.

"Ampun, tuanku. Hamba memohon maaf apabila lancang berkata. Di Negeri Astinapura. Sang Raja Negeri Astinapura sudah 12 purnama bertahta. Tapi TIdak terdengar apa yang dikerjakannya.
Beliau berjanji hendak "menyerbu" negeri tetangga. Katanya negeri itu ada makam leluhur para raja Negeri Astinapura. Tapi Beliau lupa berjanji. Sehingga rakyat Negeri Astinapura kemudian bertanya-tanya pula..

Mengapa Janji sang Raja tidak bisa ditunaikan. Apakah Sang Raja lupa atau memang tidak bisa menunaikan janjinya. Apakah Sang raja yang tidak bisa menunaikan janji masih pantas dipanggil Raja ?

"Betul, tuanku", ujar punggawa yang lain. Muka tetap tunduk tidak berani menatap sang Maharaja. Khawatir murka sang Maharaja. Sang Punggawa tahu, Sang Maharaja pernah memuji Raja Astinapura..

"Katakan saja. Lebih baik aku mendengarkan kabar langsung dari para punggawa. Kabar yang kuterima dari penyiar kabar, Sang Raja Negeri Astinapura masih muda. Dia pernah datang ke tempat tabib pada malam hari. Dia menemukan para tabib tidak melayani rakyat Astinapura. Apakah betul kabar yang kuterima ? Kata Sang maharaja sambil meminta para punggawa bercerita..

"Daulat, Tuanku. kabar yang Tuanku terima benar adanya. Namun Sang Raja Sekarang lebih suka mengeluarkan titah. Menyuruh Rakyat Astinapura memakai ikat kepala. Ikat kepala lebih utama daripada janji yang tidak ditunaikan, tuanku. Demikian, tuanku ?

"Ya. Sampaikan kabar dari Negeri Alengka. Alangkah Eloknya janji yang terucap segera ditunaikan. Tidak pantas Sang raja bertitah. Namun lupa dengan janjinya", Kata Sang Maharaja bijaksana..

"Daulat, tuanku" ucapan serentak dari Para Punggawa..
Memoar
Memoar Catatan yang disampaikan adalah cerita yang bisa dibaca..