Ketika matahari belum menampakkan wajahnya. Sang Pendekar dari padepokan ternama di Negeri Astinapura. Mengirimkan kabar ke adipaten. Meminta jurus untuk diperagakan di depan istana.
Namun sang punggawa adipaten hendak memberikan jurus andalannya. Tapi sang Pendekar harus memperagakan jurus andalan.
Konon kabarnya. Sang Pendekar dilahirkan dari Padepokan ternama di Istana Astinapura. Jurusnya sakti mandraguna. Tiada tandingannya. Mantranya langsung menusuk ulu hati. Tendangannya memutar tiada kepalang. kesaktiannya tiada tertandingi.
Namun sang Pendekar tidak menyimak mantara sang Pertapa di Padepokan. Sehingga jurus tidak tuntas dikuasai.
"Mengapa padepokan mengutus pendekar yang belum tuntas memperagakan jurus andalan padepokan "? Teriak para saudagar tidak percaya. "Bukankah pendekar lain bisa diandalkan untuk memperagakan jurus andalan padepokan ? Ujar saudagar yang lain tidak mengerti.
"Entah mengapa peristiwa yang terjadi di padepokan. Keharuman nama padepokan, kesaktian padepokan terkenal di seluruh penjuru mata angin. Apakah tidak ada lagi pendekar yang mengajarkan jurus andalan padepokan ?"
"Ah. Tidak mungkin. Baru saja sang pendekar andalan turun dari padepokan dan kemudian memilih bertapa ? Ketus sang saudagar yang mengenal sang pendekar andalan padepokan.
"Lalu mengapa ada pendekar yang belum selesai mempelajari jurus andalan.. Apakah sang pendekar tidak menyimak jurus andalan dari sang pendekar ?"
"Ah. memalukan. Pendekar yang dilahirkan dari padepokan ternama namun tidak meyakinkan. Bagaimana pabila bertemu sang Raja Astinapura ? Apakah sang Raja percaya dia berasal dari padepokan ternama ? ujar Saudagar yang lain.
"Jangankan bertemu Raja Astinapura.. Para Punggawa kerajaan Astinapura mengeluarkan jurus andalan, sang pendekar lumpuh tidak berdaya" teriak kerumunan di tengah pasar.
Kerumunan riuh pasar kemudian tertawa. Melihat sang pendekar tidak berdaya mengeluarkan jurus andalannya.
Sang Telik sandi kemudian pulang kerumah. Sepanjang jalan dia tidak percaya. Mengapa sang pendekar yang dikirimi padepokan tidak menguasai mantra dari padepokan. Atau sang pendekar kurang latihan menguasai jurus andalan. Atau mantra dari padepokan kurang dirapal sehingga lupa digunakan.