Negeri Astinapura : Gumaman Para Dubalang Kerajaan

Terdengar suara gumaman dibelakang Istana Astinapura. Para dubalang kerajaan sembari mengaso, duduk selonjor. Sekedar menarik nafas menikmati rehat. 

“Tuanku, para dubalang Kerajaan. Bagaimana nasib kita setelah Raja muda dilantik nantinya ?”, tanya sang dubalang kerajaan. Nadanya resah. Terbayang nasibnya. Jubah kebesaran kerajaan akan ditinggalkan di Istana. 


Sementara sang istri akan melucuti gelangan emas yang melingkari di tangannya. 


“Sabar, kisanak. Raja Muda yang Dilantik adalah orangnya Arif bijaksana. Tentu saja dia tidak sembarangan akan memilih orang. Tentu saja yang Setia kepada kerajaan akan Tetap mengawal Istana”, jawabnya. Nada tenang. Tidak ada sedikitpun kekhawatirannya. 


“Semoga, kisanak. Karena sudah beredar kabar angin. Tuanku Raja Astinapura terkenal akan kedermawaannya. Namun beberapa punggawa kerajaan yang hendak menolak menghadap, justru menolak sembah. Bagaimana, kisanak ?”, tanya semakin resah. 


“Bagaimanapun sang Raja akan mementingkan kepentingan Rakyat. Para dubalang kerajaan yang khianat kepada kerajaan tentu saja tidak akan menjadi punggawa kerajaan. Mereka harus meninggalkan istana. Kembali ke kehidupan biasa. Kembali ditengah masyarakat”, katanya. 


“Hamba lihat, tuanku. Para punggawa kerajaan berbaris menemui sang raja muda di pasebanan. Tapi wajah sang Raja muda tidak begitu nyaman. Tidak ada sama sekali senyumnya. Tanda menolak sembah. Demikian yang hamba lihat, tuanku”, sanggah yang lain. 


“Benar. Memang ada beberapa punggawa kerajaan yang hendak menghadap sang raja. Namun sang Raja mengetahui. Siapa punggawa kerajaan yang selama ini culas. Sering memberikan kabar yang tidak sebenarnya kepada sang raja. 


“Sang Raja muda khawatir apabila punggawa kerajaan masih berada di Istana, kerajaan Astinapura akan sering salah mengambil keputusan. Demikian pendapat hamba, tuanku”, katanya tersenyum. 


“Baiklah, tuanku. Semoga Raja Muda Astinapura dapat memilih yang terbaik. Para Punggawa kerajaan yang Setia kepada Kerajaan. Tidak culas. Apalagi mencuri kepingan emas dari brangkas kerajaan”, katanya menutup pembicaraan. 

Memoar
Memoar Catatan yang disampaikan adalah cerita yang bisa dibaca..