Negeri Astinapura : Raja Menolak Sembah

Syahdan. Terlihat para punggawa kerajaan, dubalang kerajaan, mangku, menti berjajar duduk rapi di balairung Istana Astinapura. Mengelilingi Singgasana Kerajaan Astinapura. 

Suara sunyi begitu terasa di balairung Istana Astinapura. Singgana masih kosong. Raja Muda belum menempati dan duduk di Singgasana kerajaan. 


Para punggawa kerajaan, dubalang kerajaan, mangku, menti mulai resah. Hari mulai meninggi. Tapi Raja Muda belum juga keluar dan menuju balairung Istana. 


Terlihat kegelisahan semakin terasa. Apakah Raja menolak sembah ? 


Sang punggawa kerajaan kemudian menemui dubalang kerajaan. 


“Tuanku. Mengapa sang raja belum keluar dan duduk di singgasana kerajaan ?”, tanya sang punggawa kerajaan. Wajahnya menunjukkan kegelisahan. 


“Wahai para punggawa kerajaan. Raja Muda belum menduduki singgasana kerajaan disebabkan mahkota Raja Astinapura belum disematkan oleh Raja Alengka. Sehingga Sang raja muda belum berkenan menerima sembah dari tuanku”, jawab sang Dubalang kerajaan. Wajahnya sama sekali tenang. Tidak terlihat nada kegelisahan. 


“Lalu, apakah Raja Muda menolak sembah dari kami para punggawa kerajaan ?”, tanya sang punggawa kerajaan. Lagi-lagi wajahnya mulai menampakkan kegelisahan. Butir-butir keringat mulai mengucur di keningnya. Dadanya semakin berdegub. Terbayang nasibnya. Dan jubah kebesaran Istana akan dikembalikan ke Istana Astinapura. 


“Bukan begitu, wahai sang punggawa kerajaan. Raja Muda tidak mau melangkahi Titah Raja Alengka. Selama belum disematkan Mahkota Raja Astinapura, raja Muda menjaga laku dari adab yang kurang elok”, jawab sang dubalang kerajaan. 


“Baiklah, sang dubalang kerajaan. Apabila Raja muda belum berkenan menerima sembah, kami hendak pamit”, kata sang punggawa kerajaan. Sembari mengundurkan diri. Meninggalkan balairung istana. 

Memoar
Memoar Catatan yang disampaikan adalah cerita yang bisa dibaca..