Terdengar suara gumaman dibelakang istana Astinapura. Para Sengkuni sedang memerintahkan para punggawa kerajaan untuk bersiasat menjatuhkan sang Raja Astinapura.
“Tuanku. Ada gerangan tuanku memanggil hamba”, sembah sang punggawa kerajaan.
“Sudah lama kalian berbakti. Namun nasibmu belum juga membaik. Apakah kalian tidak ingin mengabdi kepada Raja yang baru ?”, tanya sang sengkuni. Sembari memperbaiki jubahnya.
“Ketahuilah. Raja yang akan Aku dukung adalah Adipati di negeri Astinapura’, lanjut sang sengkuni.
“Tuanku. Hamba berbakti terhadap siapa yang menjadi Raja Astinapura”, sembah sang punggawa kerajaan. Mukanya tidak berani menatap wajah sang sengkuni. Tertekuk di Lantai pasebanan.
“Tenang saja. Raja yang akan datang adalah Raja yang dirindukan oleh rakyat Astinapura”, katanya tersenyum. Terbayang kepingan emas yang akan diraupnya.
“Baiklah, tuanku. Hamba akan menunggu perintah tuanku”, kata sang punggawa kerajaan. Sembari meninggalkan pasebanan.