Negeri Astinapura : MURKA SANG RAJA


Berkumpullah Mahapatih, Dewan Prabu, seluruh punggawa istana, para brahmana, Senopati bahkan hulubalang raja. Semuanya tunduk mendengarkan petuah sang Raja..

“Siapa gerangan rakyat negeri Astinapura yang berani melawan titahku ?” Sembur sang Raja menahan amarah. Darahanya mendidih. Kabar dari Telik sandi Istana mengabarkan sang Adipati yang melawan titahnya..

“Tidak ada satupun rakyat negeri Astinapura yang berani melawan titah Tuanku. Seluruh negeri mendengarkan setiap titah tuanku” Sembah sang Punggawa memberikan sembah. Mukanya tertekuk. Lututnya bertaut sebagai tanda sembah kepada sang Raja.

“Lalu ? Menurut kabar angin, berembus berita. Ada sang Adipati berani melawan titahku. Siapakah gerangan sang Adipati. Apakah kesaktiannya mampu mengalahkanku. Apakah titahku kurang terdengar jelas ditelinganya “ Lanjut sang Raja.

“Titah yang mana berani dilanggar oleh adipati, tuanku ? Tetap bersabar mendengar kabar angin. Semoga tuanku Raja agung negeri Astinapura tidak terpancing dengan berita yang belum terbukti kebenarannya “ Ujar sang Brahmana lembut. Mukanya sejuk menenangkan Yuwaraja.

“Bukankah titah perihal Ikat kepala sudah ditabuhkan para hulubalang Raja ? Bukankah setiap purnama para adipati selalu diingatkan para Mahapatih ? Lanjut sang Raja.

“Bagaimana telik sandi Istana ? Apakah benar kabar perihal adipati yang tidak memakai ikat kepala dalam resepsi istana ?” Tanya sang Raja mendengarkan laporan telik sandi.

“Daulat, tuanku. Rakyat negeri Astinapura melihat dengan kepala sendiri. Sang Adipati enggan menggunakan ikat kepala sebagaimana titah sang Raja” Jawab sang telik sandi membungkukkan kepala sembari mengatur sembah..

“Baiklah. Kuminta kepada Adyaksa agar memanggil adipati ke Istana Astinapura. Agar menceritakan kepada saya. Mengapa titah perihal ikat kepala tidak dilaksanakan. Apakah kesaktian Adipati hendak mengalahkan istana astinapura ?” Titah sang Raja sambil bergegas meninggalkan balairung Istana.

“daulat, tuanku” Ujar yang hadir di balairung istana sembari meninggalkan istana

Memoar
Memoar Catatan yang disampaikan adalah cerita yang bisa dibaca..