cerita pagi hari : Cerita Pagi Sang Burung


 "Kura-kura.. Maafkan aku yang tidak datang kemarin pagi. Hari hujan mengguyur tempatku..  beranjak bangun. Jerami hangat tubuhku membuatku malas keluar dari sarang. Siang hari barulah Mentari menampakkan wajahnya", Pinta sang burung sebelum kura-kura bertanya... 

"Tidak apa, sang burung. Engkau masih tetap sobatku. Karena leluhurku selalu bercerita. Merpati selalu menepati janjinya", sambut sang kura-kura ramah. 


"Apa yang hendak engkau ceritakan pagi ini" Tanya sang kura-kura penasaran.. 


"Kura-kura. Sampai sekarang aku tidak mengerti. Mengapa Tuhan menciptakan manusia. Dan mengapa manusia begitu  rakus untuk menghidupinya', Mulai cerita sang burung.


"Kemarin sore sepupuku bercerita. Sekelompok manusia yang kaya sedang berunding. Mereka hendak menghabisi gunung untuk membangun rumah manusia. Pasir, kerikil, batu dihabisi tidak cukup satu generasi", lanjut sang burung. 


"Apakah manusia begitu sakti sehingga dalam satu generasi bisa menghabisi alam ini", Tanya sang kura-kura semakin penasaran. "Bukankah alam ini cukup untuk semua ciptaannya'. Ujar kura-kura bijaksana.. 


"Tuhan menciptakan akal kepada manusia. Dengan akal manusia berfikir untuk kehidupan dunia. Namun dengna akal, manusia bisa serakah. Sobatku pernah melihat bagaimana manusia bisa meratakan gunung dalam sekejap saja", Cerita sang burung... 


"Ahai. Cerita pagimu membuat aku tidak tenang. Apakah manusia akan kesini untuk menghancurkan gunung nun jauh disana ?" tunjuk sang kura-kura.. 


"Manusia bisa menghancurkan gunung disana yang engkau tunjukkan. Tapi ada juga sekelompok manusia yang akan mencegahnya.


Percayalah. Tuhan akan menjaga alam dengan cara memberikan bisikan kepada manusia untuk menjaganya', Ujar sang burung bijaksana.. 


"Semoga ada manusia yang dipercaya tuhan untuk menjaga alamnya. Agar air sungai yang jernih dapat kulihat setiap hari", pinta sang kura-kura.. 


"Semoga saja. Sudah dulu cerita pagi ini, ya. Aku hendak melihat ke kota. Dari desir angin, aku melihat ada sekelompok manusia yang akan berjuang gunung disebelah sana", Kata sang burung sambil mengepakkan sayapnya.

Memoar
Memoar Catatan yang disampaikan adalah cerita yang bisa dibaca..