Laporan Telik Sandi




Di belakang sudut istana Alengka, Sang Maharaja memanggil Telik Sandi istana.. Mengabarkan keadaan diluar istana..

Datanglah dgn tergopoh2 telik istana.. Mengabarkan suasana dan kabar angin yg beredar..

"Daulat, tuanku.. Sang Raja Sdh beberapa kali mengetuk pintu gerbang istana.. Hendak bertemu dgn maharaja negeri Alengka.. Apa penyebab kegundahan dan kegalauan hati sang Maharaja Raja sehingga enggan bertemu ?"

"Saya sedang berlatih memanah.. Bagiku, melatih memanah lebih utama daripada bertemu sang Raja.. Bukankah segala sesuatu Sdh disiapkan istana.. Para punggawa penjaga rumah Raja.. Makanan Yg selalu tersedia.. Jadi apalagi yg hendak disampaikan sang Raja ?"..

" Baik, tuanku"..

"Lalu kabar apalagi yg hendak kau sampaikan ?" Kata sang Maharaja menatap wajah Telik Sandi..

"Baik tuanku.. Menurut kabar angin.. Tuduhan dari punggawa istana membuat rakyat negeri Alengka marah.. Beliau berkata, agar perempuan yg mau mandi ke sungai harus berpakaian pantas.. Ini khan aneh.. Masa org yg hendak memperkosa perempuan kampung malah sang perempuan disalahkan.. Ini akan menjadi kemarahan rakyat..'

" Sang punggawa yg berkata begitu.. Apakah pantas punggawa istana berkata begitu ?" ujar sang maharaja.. Suaranya meninggi..

"Daulat, tuanku"

"Baik.. Segera engkau cari sang punggawa menghadapku.. Lalu kabar apa lagi"..

" Menurut kabar angin.. Para pendekar yg kemarin mengobrak-abrik padepokan.. Ternyata sang pendekar bukanlah murid dari padepokannnya.. Ilmu kanuragannya belum tuntas.. Jurusnya serampangan.. Tapi suaranya menggelegar. Bagaimana tuanku ?

"Ya. Sdh.. Usir dari padepokan.. Agar Negeri Alengka tetap tertib".. Ujar sang Maharaja sembari meninggalkan belakang istana.

 Sang telik Sandipun keluar istana..
Memoar
Memoar Catatan yang disampaikan adalah cerita yang bisa dibaca..