Laporan Telik Sandi



Ketika Sang Maharaja negeri Alengka hendak meletakkan busur panahnya, datanglah Sang Telik sandi Istana hendak mengabarkan kabar yang beredar di Negeri Alengka..

 "Ada apa, Telik sandi ? Kabar apa yang hendak kau sampaikan !!!

"Daulat, tuanku.. Kabar di tengah pasar, di gelanggang, di padepokan. Rakyat negeri Alengka begitu resah. Para Resi hendak dikumpulkan dan kemudian diberi tanda.. Agar Negeri Alengka didalam setiap semedinya ditemani sang Resi.. Bagaimana, tuanku ? Apakah kabar itu benar adanya ? Apakah tidak mengganggu kenyamanan Rakyat Negeri Alengka didalam semedinya.

"Lalu.. Apakah keliru apabila setiap rakyat Negeri Alengka yang didalam semedinya dituntun oleh Resi. Istana Alengka harus menenangkan rakyatnya.. Apabila Resi tidak diberi tanda, maka rakyat Negeri Alengka tidak tahu. Apakah resi itu berasal dari padepokan atau orang yang cuma mengaku Resi.. Khan itu akan mengganggu semedi rakyat sendiri ..

"Daulat, Tuanku.. Hamba menyimak" Kata Sang Telik sandi belum mengerti..

"Begini. Negeri Alengka terkenal dengan keindahannya.. Rakyat rukun, tenang, damai. Tidak ada pertengkaran di antara mereka. Pasar ramai. Gelanggang penuh. Padepokan ramai dengan murid-muridnya..

"Nah. Didalam ketenangan, semedi rakyat jangan diganggu oleh orang-orang yang mengaku resi. Istana harus memberikan tanda kepada resi yang berasal dari padepokan. Apabila tidak diberi tanda. Maka rakyat negeri Alengka tidak mengetahui dari padepokan mana sang resi berasal".. Ujar Sang Maharaja sambil mengusapkan keringatnya..

"Lagipula, saya sudah mendapatkan kabar. Banyk resi yang berkeliaran dan tidak berasal dari padepokan di Negeri Alengka kemudian memberikan tuntutan semedi kepada Rakyat negeri Alengka justru mengganggu keheningan dari semedi.

"Selain itu, para resi ini sering merongrong Istana Alengka. Dan rakyat jadi bingung. Apakah resi ini memberikan tuntutan didalam semedi.. Atau sedang membangun kekuatan untuk menumbangkan istana". Kata Sang Maharaja sambil memasuki istana..

"Daulat, tuanku. Hamba akan menjaga istana Alengka dari para resi yang hendak merongrong istana Alengka", Sambil memberikan sembah, Sang Telik Istana kemudian keluar istana
Memoar
Memoar Catatan yang disampaikan adalah cerita yang bisa dibaca..