Negeri Astinapura : Penyamun


Ditengah kerumuman pasar, terdengar suara melengking. Komplotan penyamun kemudian terdesak dikepung kerumuman pasar.

“Bukan hamba yang merampok rumah. Bukan hamba !!!, teriak komplotan penyamun.. Semuanya berkoar mengelak. Sembari menyembunyikan hasil rampokannya.

“Janganlah engkau mengelak, wahai sang penyamun. Seluruh kerumuman pasar melihat kalian semuanya merampok isi rumah. Seluruh isi brangkas ludes kalian jarah. Memalukan. Mengapa engkau masih mungkir ? Bukankah sejagat raya akan mengutuk kalian semuanya’, teriak suara dikerumuman pasar.

“Maafkan hamba, tuanku.. Hamba bersedia bersumpah atas nama Sang Dewata Agung”, kata sang penyamun sembari mengadahkan tangannya. Tanda bersumpah.

“Tidak peduli kalian bersumpah atas nama apapun. Namun para penyaksi dari kerumuman pasar melihat kalian menjarah brangkas rumah. Isinya ludes kalian santroni. Silahkan kalian sanggah didepan Aditya”, kata sang Pasukan pengawal kerajaan sembari mengikat tangan para penyamun. Mengiring ke balairung Kerajaan Astinapura.


Memoar
Memoar Catatan yang disampaikan adalah cerita yang bisa dibaca..