Ditengah
kerumuman pasar, terdengar suara melengking. Komplotan penyamun kemudian
terdesak dikepung kerumuman pasar.
“Bukan
hamba yang merampok rumah. Bukan hamba !!!, teriak komplotan penyamun..
Semuanya berkoar mengelak. Sembari menyembunyikan hasil rampokannya.
“Janganlah
engkau mengelak, wahai sang penyamun. Seluruh kerumuman pasar melihat kalian
semuanya merampok isi rumah. Seluruh isi brangkas ludes kalian jarah.
Memalukan. Mengapa engkau masih mungkir ? Bukankah sejagat raya akan mengutuk
kalian semuanya’, teriak suara dikerumuman pasar.
“Maafkan
hamba, tuanku.. Hamba bersedia bersumpah atas nama Sang Dewata Agung”, kata
sang penyamun sembari mengadahkan tangannya. Tanda bersumpah.
“Tidak
peduli kalian bersumpah atas nama apapun. Namun para penyaksi dari kerumuman
pasar melihat kalian menjarah brangkas rumah. Isinya ludes kalian santroni.
Silahkan kalian sanggah didepan Aditya”, kata sang Pasukan pengawal kerajaan
sembari mengikat tangan para penyamun. Mengiring ke balairung Kerajaan
Astinapura.