Negeri Astinapura : Penobatan Punggawa Negeri Tetangga

Syahdan. Umbul-umbul kerajaan berkibar dinegeri tetangga. Pertanda hajatan besar negeri tetangga. Tetangga Jiran negeri Alengka. 


“Tuanku, hamba beribu-ribu ampun. Patih hendak mengabarkan. Penobatan Punggawa kerajaan negeri Malaysia segera dilaksanakan. Semoga tuanku yang agung Sudi bersedia menerima sembah hambah”, kata sang dubalang kerajaan. Sembari mengenakan jubah kebesaran. Sembari tangan tertakup didepan dada. 

“Baiklah. Sembahmu Aku terima. Segera laksanakan penobatan punggawa kerajaan. Neger Malaysia Sedang berduka. Agar punggawa kerajaan segera melaksanakan titahku”, titah sang Raja. 


Tidaklah lama kemudian punggawa kerajaan duduk dihadapan sang Raja Agung. Menerima pedang kebanggaan negeri Malaysia. 


“Wahai, para punggawa kerajaan. Bersediakah engkau mematuhi segala undang timbang teliti. Agar engkau menyimpan rahasia kerajaan ?”, tanya sang Raja. Sembari mempersiapkan pedang. Yang akan diberikan kepada para punggawa kerajaan. 


“Hamba bersedia melaksanakan titahku, tuanku. Semoga dewata agung menerima restu hamba”, sambut sang punggawa kerajaan. Sembari menerima pedang kerajaan. 


Tidak lama kemudian pedang diberikan kepada sang punggawa. Sembari pamit mengundurkan diri dari balairung Istana, sang punggawa kemudian bersumpah. 


“Demi dewata agung. Segala titah tuanku Raja yang agung akan hamba terima. 


Semoga dewata agung menerima bakti hamba, tuanku, yang agung”, kata sang punggawa kerajaan. Menghaturkan sembah kemudian meninggalkan balairung. Melaksanakan titah dari Raja

Memoar
Memoar Catatan yang disampaikan adalah cerita yang bisa dibaca..