Laporan Telik Sandi


Terdengar suara gumaman di kerumunan pasar...

"Mengapa tirta di muara sungai begitu meluap ?.. Apakah Raditya menunjukkan murkanya ?.. ".. Tanya Sang pertapa tua...

" Varuna sedang menampakkan wajahnya".. Ujar sang pendekar muda dari padepokan ...

"Apa salah negeri Astinapura ? Sambut sang pertapa tua..

"entahlah.. Negeri Astinapura sudah lama tidak memberikan sesajian.. ".. Kata sang pendekar muda memberikan isyarat meletakkan ujung jari ke mulutnya..

"Tidak.. ini tanda alam... Ada Sengkuni di sekitar istana Astinapura... Alam tidak merestui.. " Sanggah sang pertapa tua..

"Hmm... Begitukah kata tuan yang disampaikan ? Tanya sang Pendekar muda ..

"Bukankah menurut ajaran leluhur mengatakan "Pabila pemimpin yang adil, maka alam memberikan tanda.. " Jawab sang Pertapa tua..

“Apa tandanya, wahai pertapa tua ? Tanya sang Pendekar muda heran..

“Tanda alam apabila pemimpin yang adil, maka “padi menjadi. rumput menghijau. Airnya bening. Ikannya jinak. kerbaunya gepuk.. Ke aek cemeti keno.. Ke darat durian gugur”. Jelas sang Pertapa tua..

“Lalu apa yang harus dilakukan oleh Negeri Astinapura ? Tanya sang Pendekar..

“ Negeri Astinapura harus menyerahkan sesaji. Dirapal dengan mantra puji-pujian kepada Dewa Varuna. Sedangkan pemimpin harus mandi dengan air tirta dari 9 hulu anak sungai”. Jelas Sang Pertapa tua.. Tangannya memberikan isyarat untuk firasat akan datangnya murka Dewa Varuna.

“Ya. Semoga Pemimpin Negeri Astinapura mau melakukannya” Pinta sang Pendekar muda sambil pergi meninggalkan kerumunan pasar...
Memoar
Memoar Catatan yang disampaikan adalah cerita yang bisa dibaca..