Tergopoh-gopoh Sang Telik Sandi memasuki istana Negeri Alengka..
"Ada apa sang telik sandi ? Ujar sang Maharaja heran.. "Bukankah Engkau menemani Sang punggawa untuk bertemu sang pertapa.. Membawa pesan dariku ?
"Daulat, tuanku.. Kabar diluar istana menggemparkan. Sang punggawa istana Raja kemudian menuduh sang Raja yang mengucilkannya.. " Ujar Sang Telik Sandi
"Lalu apa tuduhannya sehingga sang punggawa begitu berani menuduh sang Raja ? Kata Sang Raja semakin heran..
"Hamba, tuanku. Sang punggawa meminta kepada Sang Raja jujur bercerita.. Siapa punggawa yang mengucilkannya. Sang Raja kemudian murka dan berbalik mengadukan sang punggawa.. Demikian kabarnya, tuanku.. Bahkan sang Raja juga menuduh Sang maharaja yang memerintahkan Sang punggawa untuk melakukannya."
"Skrang Sang Raja sedang bertitah di kerumunan pasar. Rakyat Negeri mulai percaya, tuanku " Kata Sang Telik sandi. Mukanya menunduk ke lantai. Pandangan tidak berani tertuju menghadap muka Sang Maharaja..
"Ada apa dengan Sang raja ?.. Mengapa Sang Raja sering berada di kerumunan pasar.. Bukankah Ketika meninggalkan istana kemudian harus bertapa.. Ajaran Kerajaan mengajarkan "Lengser keprabon. Mandig Pandito.. Apakah Sang Raja sudah lupa dengan ajaran kerajaan ? kata Sang maharaja semakin heran..
"Daulat, tuanku.. Hamba tidak mengerti.. Namun kabar dari telik sandi, Sang Raja sedang resah... Putra Mahkota kesayangan Sang Raja yang hendak mengikuti sayembara kurang disukai Rakyat Alengka.. Dia terlalu muda untuk mengikuti sayembara... Ilmu dari padepokan dari negeri seberang belum tuntas diselesaikan.", Kata Sang Telik Sandi...
"Apabila itu kabar angin yang beredar, maka biarkan saja.. Sampaikan kepada para punggawa.. Agar segera bertemu sang pertapa.. Negeri Alengka butuh sabda dari sang pertapa.. Itu lebih utama daripada hanya mendengarkan titah dari Sang Raja di kerumunan pasar" ? Titah Sang Maharaja..
"dauluat, tuanku" Sambil berkata Sang Telik sandi keluar istana.