Kabar Negeri Alengka


Saat matahari memasuki peraduannya, Sang punggawa menghadap Raja Negeri Alengka

"Tuanku.. Sdh dua kali matahari enggan keluar dari peraduannya.. Sementara rakyat negeri Alengka tdk ada yg keluar rumah ?..

" ada apa sesungguhnya terjadi ?" kata sang maharaja ...

"Daulat, tuanku.. Hujan terus mengguyur negeri Alengka..

"Ada keluhan rakyat ? Kata sang maharaja..

"Tdk, tuanku.. Hamba heran.. Padahal apabila hujan turun, suara kentongan selalu bertalu-talu.. Suara tangisan terdengar disana-sini.. Para punggawa turun keluar istana.. Sambil membawa rakit untuk mengantarkan makanan Raja.. Hamba heran, tuanku.. Mengapa hujan yh begitu lebat, tapi tdk ada rakyat yg mengadu ke istana ?". Ujar sang punggawa heran..

" Coba diperiksa.. Apakah para punggawa telah bekerja.. Dan mengapa rakyat tdk ada yg ke istana ? Ujar sang maharaja resah.. "Apakah mereka tdk mau lagi percaya kpd Raja ? Lanjut sang maharaja..

" Daulat, tuanku.. Menurut kabar dari telik sandi, gorong2 Sdh dibersihkan.. Sungai2 menerima luapan air dan tdk lama kemudian pergi.. Skrg sungai Sdh dipakai anak2 untuk mandi.. Hamba jg heran, tuanku.. Siapa yg mengerjakannya ?

"Ya. Saya jg heran.. Baru 12 purnama berlalu.. Tapi hujan tdk menggenangi istana.. Siapa yg mempunyai kesaktian mandraguna.. Engkau cari kabar.. Siapa yg mempunyai kesaktian seperti itu.. Kemudian kesini menghadapku" ujar sang Maharaja sambil geleng kepala tdk mengerti..

"Daulat, tuanku.. Hamba pamit dan mencari kabar" sambil beringsut mundur, sang punggawa meninggalkan istana.
Memoar
Memoar Catatan yang disampaikan adalah cerita yang bisa dibaca..