Negeri Astinapura : Kerumuman ditengah pasar


Terdengar suara ditengah kerumuman pasar. Para penjelajah negeri, para pedagang, para murid padepokan berkumpul diwarung di pasar. 


“Tuanku, penjelajah negeri. Apakah gerangan yang membuat tuanku datang ke negeri Astinapura”, tanya murid padepokan heran. Wajahnya beringsut maju. Mendengarkan cerita dari penjelajah negeri. Sembari mendengarkan cerita dari sang penjelajah. 


“Wahai pendekar padepokan. Konon. Di negeri Astinapura terkenal dengan keramahannya. Penduduk negeri astinapura membuka tangan lebar-lebar kedatangan dari penjelajah negeri lain. Keinginan itulah yang membuat hamba ingin mendatangi negeri astinapura. Sembari berharap mengais rejeki”, jawab sang penjelajah. 


“Benar, tuanku. Negeri astinapura terkenal dengan keramahannya. Penduduknya sangat santun menyambut kedatangan para tamu. 


Para tamu ditempatkan sebagai orang yang dihormati. Berbagai suguhan akan kami keluarkan untuk menyambut sang tamu”, kata murid padepokan. Wajahnya kemudian ceria. 


Keelokan negeri astinapura dan keramahan penduduknya sudah jauh terdengar diberbagai pelosok negeri Alengka. 


“Pintu rumah hamba Terbuka untuk kedatangan tuanku”, sambungnya ramah. 


“Terima kasih, pendekar padepokan. Hamba hendak mengaso ditengah kerumuman pasar. Hamba masih ingin melihat negeri astinapura. Nanti setelah mengaso, mungkin hamba hendak melanjutkan ke berbagai negeri yang lain”, kata sang penjelajah. 


“Baiklah, tuanku. Hamba hendak pamit”, kata pendekar padepokan sembari bergegas. Keluar warung kembali ke padepokan. 

Memoar
Memoar Catatan yang disampaikan adalah cerita yang bisa dibaca..