Negeri Astinapura : Titah Raja Astinapura


Berkumpullah para adipati, punggawa, kerani, rio, pengawal kerajaan dan Seluruh abdi kerajaan. 

Semuanya mengelilingi balairung Istana Astinapura. 


“Sudah 12 purnama berlalu. Dedemit yang menyerang negeri Astinapura belum juga ditemukan. Tidak adakah pendekar sakti dari berbagai padepokan untuk menaklukkan dedemit”, tanya sang Raja Astinapura. 


“Tuanku. Hamba Sudah keliling padepokan Negeri Astinapura. Mencari pendekar sakti mandraguna untuk menaklukkan dedemit yang menyerang negeri Astinapura”, jawab sang adipati. Tangannya menyembah didada. Tanda hormat. 


“Sudah hamba kirimi para telik sandi. Mencari para pendekar. Hingga kini para telik sandi belum juga kembali. Masih mencari pendekar sakti mandra. 


Demikian, Tuanku. Raja Agung yang dilindungi para dewata”, Sambung sang adipati. 


“Sampai kapan dedemit akan menyerang astinapura. Rakyat mulai resah. Mereka sudah mulai tidak suka dengan keadaan seperti ini”, tanya sang Raja. Nadanya resah. Wajahnya menunjukkan gelisah. 


“Tuanku sang Raja Agung. Konon Menurut kabar angin. Ada seorang pendekar yang Sedang tapa brata. Konon kitab ajiannya sungguh sakti mandraguna. 


Menurut Pemimpin padepokan. Tapa brata dan laku yang Sedang dijalani belum selesai ditunaikan. Hamba mohon agar tuanku bersabar. Menunggu selesainya tapa brata dan laku dari pendekar. 


Demikian, tuanku yang agung”, sembah sang adipati. 


“Baiklah. Semoga Sebelum selesai tapa brata sang pendekar, para dedemit tidak akan menyerang negeri Astinapura. 


Apalagi, Menurut telik sandi, negeri Api Sedang mengatur siasat. Menyerang negeri Astinapura. Hingga 2-3 purnama yang akan datang”, jawab sang Raja. 


“Kumpulkan pengawal kerajaan. Jaga pintu perbatasan. Pasang jimat dan ajian Sakti untuk menangkal musuh yang akan datang”, titah sang Raja. Sembari meninggalkan balairung Istana. 


Melanjutkan tapa brata dan semedi. Memohon Dewata Agung melindungi negeri Astinapura. 

Memoar
Memoar Catatan yang disampaikan adalah cerita yang bisa dibaca..