Negeri Astinapura : Laporan Telik Sandi


Saat hendak merebahkan badan, datanglah utusan istana Negeri Astinapura.. Berpakaian kebesaran, utusan membawa titah sang Raja..

Segera Sang Telik sandi bergegas ke istana Alengka.

Sepanjang jalan menuju istana, pikiran Telik sandi berkecamuk. Ada apa gerangan Sang Raja memanggil ke istana.

Teringat berbagai laporan yang telah disampaikan ke Sang Raja.. Apakah ada laporan yang tidak berkenan di hati sang Raja.. Atau Sang Raja memanggil karena ada kabar yang belum dilaporkan..

"Daulat, tuanku. Hamba sudah menghadap. Ada apa, tuanku ? Sapa Sang Telik sandi pelan. Suaranya nyaris tidak terdengar. Takut mengganggu semedi Sang Raja..

"Sang Telik Sandi. Bagaimana keadaan Negeri Alengka.. Apakah negerinya keadaan aman ? Apakah rakyatnya mendapatkan pelayanan dari Sang Maharaja ?

"Daulat, tuanku. Negeri Alengka sedikit memanas. Putra kesayangan Sang Raja tidak disukai Rakyat Alengka.. Sang Raja sedikit kecewa. Dan dia menuduh Sang Maharaja yang memihak kepada Adipati Kesayangan istana Alengka..

"Tapi tuduhan itu tidak benar.. Maharaja Negeri Alengka tidak mungkin berbuat senista itu. Sayembara telah diadakan dan disaksikan sendiri rakyat Alengka.. Demikian, tuanku ?

"Baiklah. Lalu apa kabar yang terjadi di Negeri Astinapura ? Tanya sang Raja sambil menunggu cerita dari Sang Telik Sandi..

"Daulat, tuanku.. Ikat kepala Titah Sang Raja sudah dilaksanakan.. Skrang lelaki Negeri Astinapura sudah melaksanakannnya.. " Ujar Sang Telik Sandi gembira.. Semua titah Sang Raja tidak ada rakyat yang membantahnya.. Mukanya berseri-seri.. Hatinya riang gembira..

"Baiklah.. Terus pantau perkembangan titahku. Jangan ada yang membantahnya.. Skrang jangan ganggu aku lagi.. Aku mau melanjutkan semediku !! Titah Sang Raja sambil melanjutkan mantra. Melanjutkan semedi yang tertunda.

"Tapi, tuanku.. Lumbung padi petani banyak yang tidak terisi.. Gerombolan perompak masih mengintai dan siap membakar kampung, Tuanku.. Bukankah hamba harus mengabarkan keadaan yang sebenarnya, tuanku", Ujar sang telik sandi pelan..

"Lupakan derita rakyat dengan ikat kepala titahku.. Apabila ada yg kelaparan, ambil ransum dan persedian makanan istana. Engkau bisa bertemu dengan kerani istana.. Tidak perlu bertemu denganku.. Aku mau melanjutkan Semedi ? Sanggah Sang Raja..

"Daulat, tuanku". Sambil keluar, sang telik sandi sandi heran..

Mengapa semedi Raja lebih utama daripada lumbung petani yang tidak terisi..
Memoar
Memoar Catatan yang disampaikan adalah cerita yang bisa dibaca..